Bukan Sekadar Mematahkan Hawa Nafsu

Menikah bukan sekadar mematahkan hawa nafsu dan menjaga kehormatan. Namun salah satu tujuan mulia dari sebuah perkawinan adalah untuk memperoleh keturunan yang shalih dan shalihah, yang berjuang di jalan Allah. Jagalah anak-anak Anda, bahkan sebelum kehadirannya Anda rasakan.

Disyariatkan dan disunnahkan bagi sang suami ketika mendatangi istrinya untuk mengusap ubun-ubun sang istri seraya berdoa dengan doa yang diajarkan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam,

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan (diri)-nya dan kebaikan (tabiat) yang Engkau ciptakan padanya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan (diri)-nya dan keburukan (tabiat) yang Engkau ciptakan padanya.” (HR. Abu Daud, no. 2160; shahih; dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud)

Sebelum ber-jima’, bacalah:

بِسْمِ اللهِ ، اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

“Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah setan dari kami dan dari (anak) yang Engkau karuniakan kepada kami.” (Muttafaq ‘alaih)

Niatkan untuk mendapat anak yang shalih, dengan penuh kepasrahan diri kepada Allah. Hanya Allah yang dapat menganugerahkan anak yang shalih. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sulaiman berkata, ‘Sungguh aku akan menggilir 90 istri malam ini – dalam riwayat lain: 100 istri –. Masing-masing dari mereka akan melahirkan seorang tentara berkuda yang akan berjihad di jalan Allah. Maka Malaikat pun berkata, ‘Ucapkan: Insyaallah.’ Namun dia (Sulaiman) tidak mengucapkannya dan dia terlupa. Kemudian dia pun menggilir mereka (istri-istrinya). Namun tak ada di antara mereka yang hamil kecuali seorang istri saja yang melahirkan anak berwujud setengah manusia. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, andai dia mengucap ‘insyaallah’ sungguh seluruh (putra)-nya akan menjadi pasukan berkuda yang berjihad di jalan Allah.” (Muttafaq ‘alaih)
 
Disarikan dari: Tuntunan Praktis dan Padat bagi Ibu Hamil dari ‘A’ sampai ‘Z’ Menurut Al-Quran dan As-Sunnah yang Shahih. Maret 2009. Abu Muhammad Ibnu Shalih bin Hasbullah. Pustaka Ibnu Umar.
 
(src: http://muslimah.or.id/)
Rekomendasi Untuk Anda × +
Previous
Next Post »